Oleh Ustadz Abdullah bin Taslim. MA
Probelamatika remaja di jaman modern ini termasuk masalah terpenting
yang dihadapi semua masyarakat di dunia, baik masyarakat muslim maupun
non muslim. Hal ini dikarenakan para pemuda dalam masa pertumbuhan fisik
maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa
mereka, yang sering menyebabkan mereka mengalami keguncangan dalam hidup
dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai
masalah tersebut.
Dan itu semua tidak mungkin terwujud kecuali dengan (kembali kepada
ajaran) agama dan akhlak Islam, yang keduanya merupakan penegak
(kebaikan dalam) masyarakat, (sebab terwujudnya) kemaslahatan dunia dan
akhirat, dan sebab turunnya berbagai kebaikan dan berkah (dari Allah
Ta’ala) serta hilangnya semua keburukan dan kerusakan.
Agama Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan
mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran
utama di masa mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa
depan umat ini.
Oleh karena itulah, banyak ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menghasung kita untuk membina dan
mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik maka
umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, dan generasi tua akan
digantikan dengan generasi muda yang shaleh, insya Allah .
Perhatian Besar Agama Islam Terhadap Kebaikan Generasi Muda
Agama Islam sangat memberikan perhatian besar dalam masalah ini,
terbukti dengan banyaknya hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang berisi pujian bagi pemuda yang taat kepada Allah dan hadits
lainnya yang berisi himbauan kebaikan khusus bagi para pemuda.
Dia antara hadits-hadits tersebut adalah:
- Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada tujuh
golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya)
pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan
seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …” .
- Hadits yang diriwayatkan oleh ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya
Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak
memliki shabwah” . Artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa
nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha
keras menjauhi keburukan .
- Hadits yang diriwayatkan oleh Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai para
pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mampu menanggung beban
pernikahan (memberi nafkah lahir dan batin), maka hendaknya dia menikah,
karena itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.
Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaknya dia berpuasa, karena itu
merupakan pengekang syahwat baginya” .
Mencermati Keadaan Para Pemuda
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin rahimahullah berkata: “Kalau
kita meninjau dengan seksama (keadaan) para pemuda, maka secara umum
kita dapat mengklasifikasi para pemuda ke dalam tiga (golongan): pemuda
yang istiqamah (baik akhlaknya), pemuda yang menyimpang (akhlaknya), dan
pemuda yang kebingungan/terombang-ambing (di persimpangan jalan) di
antara dua golongan tersebut di atas.
Adapun pemuda yang istiqamah (baik akhlaknya) adalah pemuda yang
beriman (kepada Allah Ta’ala) dalam arti yang sebenarnya, dia meyakini
agama Islam, mencintai, merasa cukup dan bangga dengannya. Mengamalkan
Islam merupakan target utamanya, dan lalai dari agama merupakan kerugian
yang nyata baginya.
Dia adalah pemuda yang selalu beribadah kepada Allah dengan
mengikhlaskan agamanya bagi-Nya semata-mata dan tidak ada sekutu
baginya.
Pemuda yang selalu meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam (semua) ucapan dan perbuatannya, karena dia meyakini beliau
sebagai utusan Allah dan panutan yang (harus) diteladani.
Pemuda yang mendirikan shalat secara sempurna sesuai dengan
kemampuannya, karena dia yakin bahwa shalat memiliki banyak manfaat dan
kebaikan dalam agama maupun dunia, bagi diri pribadi dan masyarakat, …
Adapun golongan yang kedua adalah pemuda yang menyimpang akidahnya,
buruk tingkah lakunya, tertipu dengan dirinya sendiri dan tenggelam
dalam keburukan hawa nafsunya. Dia tidak mau menerima (nasehat)
kebenaran dari orang lain dan tidak mau menjauhkan dirinya dari
kebatilan, egois dalam tindak-tanduknya, seolah-olah dia diciptakan
untuk (kekal di) dunia dan dunia diciptakan untuk dirinya saja.
Dia adalah pemuda yang membangkang dan tidak mau tunduk kepada kebenaran, serta tidak mau meninggalkan kebatilan, …
Dan golongan yang ketiga adalah pemuda yang kebingungan dan
terombang-ambing di persimpangan jalan, (sebenarnya) dia telah
mengetahui dan meyakini kebenaran serta hidup di masyarakat yang baik,
akan tetapi pintu-pintu keburukan terbuka lebar (di hadapannya melalui
berbagai media dan sarana), berupa pendangkalan akidah, penyimpngan
akhlak, kerusakan amal perbuatan, adat dan kebiasaan buruk, serta
serangan berbagai macam kebatilan, yang membuatnya (terkurung) dalam
pergolakan pikiran dan mental. Dia berdiri di depan berbagai macam
gelombang (fitnah) ini dalam keadaan bingung dan tidak mengetahui:
apakah semua pemikiran dan tingkah laku modern ini yang benar, ataukah
adat-istiadat dari nenek moyang dan masyarakatnya yang baik? Maka
jadilah dia bimbang dan guncang (dalam menentukan pilihan), sehingga
terkadang dia mengikuti yang ini dan terkadang yang itu.
Golongan pemuda ini akan mengalami keburukan dalam hidupnya, maka
dibutuhkan pendorong yang kuat untuk membimbing mereka ke jalan yang
baik dan benar, dan ini sangatlah mudah dengan Allah menghadirkan
seorang juru dakwah (yang mengajak kepada) kebaikan dengan bijaksana,
dan dilandasi ilmu serta niat yang baik… .
Sebab-Sebab Yang Mendukung Terjadinya Penyimpangan Akhlak Para Pemuda Dan Cara Mengatasinya.
Sesungguhnya sebab-sebab (yang mendukung terjadinya) penyimpangan
dan problem (di kalangan) para pemuda sangat banyak dan bermacam-macam,
karena manusia di masa remaja akan mengalami pertumbuhan besar tubuh,
pikiran dan akal. Karena masa remaja adalah masa pertumbuhan, sehingga
timbullah perubahan yang sangat cepat (pada dirinya). Oleh karena
itulah, dalam masa ini sangat dibutuhkan tersedianya sarana-sarana untuk
membatasi diri, mengekang nafsu dan pengarahan yang bijaksana untuk
menuntun ke jalan yang lurus .
Di antara sebab-sebab penting yang mendukung terjadinya penyimpangan akhlak para pemuda tersebut adalah sebagai berikut:
1- Waktu luang.
Waktu luang bisa menjadi penyakit yang membinasakan pikiran, akal
dan potensi fisik manusia, karena diri manusia harus beraktifitas dan
berbuat. Jika diri manusia tidak beraktifitas maka pikirannya akan beku,
akalnya akan buntu dan aktifitas dirinya akan lemah, sehingga hatinya
akan dikuasai bisikan-bisikan pemikiran buruk, yang terkadang akan
melahirkan keinginan-keinginan buruk…
Untuk mengatasi hal ini, hendaknya seorang pemuda berupaya (untuk
mengisi waktu luangnya) dengan kegiatan yang cocok (dan bermanfaat)
untuknya, seperti membaca, menulis, berwiraswasta atau kegiatan lainnya,
untuk menghindari kekosongan aktifitas dirinya, dan menjadikannya
sebagai anggota masyarakat yang berbuat untuk dirinya dan orang lain.
2- Kesenjangan dan buruknya hubungan antara pemuda dengan orang tua, baik dari kalangan keluarganya ataupun orang lain.
Kita melihat orang tua yang menyaksikan penyimpangan akhlak pada
pemuda di keluarganya atau selain keluarganya, tapi dia tidak bisa
berbuat apa-apa, dia hanya berdiri kebingungan dan tidak mampu
meluruskan akhlaknya, bahkan dia berputus asa dari kebaikan pemuda
tersebut. Hal ini menimbulkan kebencian dari pihak orang tua kepada para
pemuda, bahkan ketidakperdulian dengan semua keadaan mereka yang baik
ataupun buruk. Bahkan terkadang hal ini menjadikan para orang tua
menilai negatif kepada semua pemuda, yang ini akan menyebabkan
ketidakharmonisan hubungan mereka dalam masyarakat, karena masing-masing
pihak akan memandang yang lainnya dengan pandangan kebencian dan
melecehkan. Jika ini terjadi maka berarti bahaya besar sedang mengancam
kelangsungan hidup bermasyarakat.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya masing-masing dari pihak
pemuda maupun orang tua berusaha keras untuk menghilangkan kesenjangan
dan buruknya hubungan mereka itu, dan hendaknya masing-masing pihak
meyakini bahwa sebuah masyarakat dengan para pemuda dan orang tua adalah
bagaikan tubuh yang satu , jika salah satu anggotanya rusak maka akan
menyebabkan kerusakan semua anggota masyarakat lainnya…
3- Bergaul dan menjalin hubungan dengan teman pergaulan yang menyimpang akhlaknya.
Hal ini sangat mempengaruhi akal, pikiran dan tingkah laku para
pemuda. Oleh karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل
“Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya
salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatny” .
Dalam hadits lain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Perumpaan teman bergaul yang buruk adalah seperti peniup api tukang
besi, bisa jadi dia akan membakar pakaianmu, atau (minimal) kamu akan
mencium darinya bau yang tidak sedap” .
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya seorang pemuda berusaha
mencari teman bergaul orang-orang yang baik dan shaleh serta berakal,
agar dia bisa mengambil manfaat dari kebaikan, keshalehan dan akalnya.
Maka hendaknya seorang pemuda menimbang keadaan orang-orang yang akan
dijadikan teman bergaulnya, dengan meneliti keadaan dan akhlak mereka…
4- Mengkonsumsi sumber-sumber bacaan yang merusak, baik berupa
artikel, surat kabar, majalah dan lain-lain, yang menyebabkan
pendangkalan akidah dan agama seseorang, serta menjerumuskannya ke dalam
jurang kebinasaan, kekafiran dan keburukan akhlak. Khususnya jika
pemuda tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat
dan pola pikir yang benar untuk dapat membedakan antara yang benar dan
yang salah, serta yang bermanfaat dan membinasakan.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya seorang pemuda menjauhi
sumber-sumber bacaan tersebut, dan beralih kepada sumber-sumber bacaan
lain yang akan menumbuhkan dalam hatinya kecintaan kepada Allah dan
Rasul-Nya , serta menyuburkan keimanan dan amal shaleh dalam dirinya.
Dan hendaknya dia bersabar dalam melakukan semua itu, karena hawa
nafsunya akan menuntut dia dengan keras untuk kembali membaca
bacaan-bacaan yang telah biasa dikonsumsinya, dan menjadikannya bosan
serta jenuh untuk membaca bacaan-bacaan lain yang bermanfaat. Ibaratnya
seperti orang yang berusaha melawan hawa nafsunya untuk melaksanakan
ketaatan kepada Allah, tapi nafsunya enggan dan selalu ingin melakukan
perbuatan yang sia-sia dan salah.
Sumber bacaan bermanfaat yang paling penting adalah al-Qur’an dan
kitab-kitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat tafsir yang shahih dan
penafsiran akal yang benar. Demikian juga hadits-hadits Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kitab-kitab yang ditulis oleh
para ulama ahlus sunnah berdasarkan dua sumber hukum Islam ini.
5- Persangkaan keliru para pemuda yang menganggap bahwa ajaran Islam
mengekang kebebasan dan mematikan potensi mereka. Maka persangkaan ini
menyebabkan mereka berpaling dari syariat Islam dan meyakininya sebagai
agama yang ketinggalan jaman yang mengharuskan pemeluknya untuk mundur
kebelakang dan menghalangi mereka untuk mencapai kemajuan dan
keterdepanan.
Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menyingkap tabir yang
menghalangi para pemuda dari memahami hakikat ajaran Islam yang
sebenarnya, melalui pengajaran dan nasehat yang baik dan bijaksana.
Karena persangkaan tersebut timbul dari ketidakpahaman, atau salah
persepsi dalam menilai ajaran Islam.
Maka ajaran Islam tidaklah mengekang kebebasan manusia, tetapi
justru mengatur dan mengarahkan dengan baik kebebasan tersebut, agar
tidak berbenturan dengan kebebasan orang lain, jika kebebasan tersebut
tidak dibatasi. Karena tidak ada seorangpun yang menghendaki kebebasan
mutlak tanpa batas kecuali dia mesti akan mengorbankan kebebasan orang
lain, sehingga terjadilah benturan yang mengakibatkan timbulnya
kekacauan dan kerusakan.
Oleh sebab itulah, Allah menamakan hukum-hukum dalam agama Islam
dengan sebutan al-hudud (batasan-batasan), baik yang bersifat larangan,
seperti dalam firman-Nya:
{تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا}
“Itulah batasan-batasan (larangan) Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya” (QS al-Baqarah:187), ataupun yang bersifat kewajiban,
seperti dalam firman-Nya:
{تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَعْتَدُوهَا}
“Itulah batasan-batasan Allah, maka janganlah kamu melanggarnya” (QS al-Baqarah:229)… .
Penutup
Demikianlah tulisan singkat ini, semoga bermanfaat dan menjadi
motivasi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan upaya memeperbaiki
kondisi generasi muda Islam, melalui bimbingan dan nasehat yang baik dan
bijaksana, agar nantinya mereka benar-benar bisa memberi manfaat yang
baik untuk Islam dan kaum muslimin.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, 11 Ramadhan 1430 H
Abdullah bin Taslim al-Buthoni
Sumber: ibnuabbaskendari.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda